Simfoni Rintik Hujan

Pesan yang terkandung dalam hujan

Catatan Awal Tahun


Aku ingin menjadi kuat,” kataku.

Maka akupun terus berlatih, berlatih dan berlatih, meski harus muntah, pingsan dan berdarah.

“Aku ingin melihat dunia luas,”

maka akupun berguru pada para adventurer, mempelajari bahasa-bahasa dan kebijaksanaan mereka.


Apa tujuanmu, wahai sobat? Apa ideologi milikmu? Dan yang terpenting, apa yang telah engkau lakukan untuk meraih tujuan tersebut? Jangan bilang kau masih belum melakukan apa-apa, ayolah…

Tentu kita tidak mau dibilang tuan Omong-Kosong, atau pemimpi di siang bolong, kan?

Satu pertanyaan untukmu, yakni untuk mencapai impianmu itu, relakah.. relakah kau menempuh risiko kehilangan hal-hal yang berharga milikmu?

Ya, terkadang kita harus melepas sesuatu untuk dapat melanjutkan langkah menuju impian. Ini sah-sah saja, justru di sinilah kita diuji seberapa siap dan tangguh diri kita. Apakah kita orang yang plin-plan, lantas melepas impian dan berbalik arah, karena takut kehilangan hal penting tersebut? Ataukah kita termasuk orang-orang yang tetap melangkah karena sudah tahu risiko untuk sampai di tempat tujuan kita?

Lebih baik berjalan terus, meski harus menahan sakit melewati semak berduri, daripada tenggelam di lautan air mata. Mengerti maksudku bukan?

Sungguh, ini bukanlah perkataan yang tak berperasaan, melainkan sebuah determinasi, keberanian kita untuk mengambil keputusan. Sah-sah saja melepas sesuatu yang penting milik kita, asalkan kita yakin bahwa hal yang kita tuju, derajat yang kita inginkan itu, memang worth it, lebih baik dan layak untuk diperjuangkan.

Karena kesuksesan hanya untuk mereka yang berani bergerak, berani melepas sesuatu, dan berani mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

Untuk sahabat-sahabatku di sana, yang kehilangan sesuatu di jalan kalian. Aku tak akan melarang kalian merasakan sakit, justru aku ingin menemani di sana saat kalian menitikkan air mata, atau menahan sesak di dada.

Kemudian setelah hujan reda aku akan mengulurkan tangan pada kalian, dan marilah kita berjalan beriringan dengan senyum, karena kita sedang meniti jalan para ksatria.


Salam hangat,

Rei Pratama, 2 Muharram 1433 H


Labels : Free Wallpapers | Supercar wallpapers | Exotic Moge | MotoGP | Free Nature | car body design

0 comments:

Post a Comment